Radikal bebas merupakan salah satu penginduksi patogenesis seluler dan
jaringan yang menyebabkan beberapa penyakit seperti diabetes, kanker dan
kardiovaskular. Oleh karena itu, diperlukan suatu senyawa penangkal radikal
bebas yaitu antioksidan. Kacang kedelai (Glycine max (L.) Merrill) mengandung
senyawa flavonoid dan fenolik yang berpotensi sebagai antioksidan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan fraksi dari ekstrak kacang
kedelai terhadap aktivitas antioksidan, serta menentukan fraksi yang memiliki
aktivitas antioksidan paling tinggi menggunakan metode DPPH (2,2-difenil-1-
pikrilhidrazil).
Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dengan sampel
kacang kedelai. Ekstraksi kacang kedelai dilakukan dengan metode maserasi
menggunakan etanol 70%. Selanjutnya fraksinasi dilakukan menggunakan
metode pemisahan dengan tiga pelarut berbeda berdasarkan tingkat
kepolarannya, diperoleh fraksi air, fraksi etil asetat dan fraksi n-heksan. Uji
aktivitas antioksidan menggunakan alat Spektrofotometer UV-Vis dengan metode
penghambatan radikal bebas DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil) terhadap fraksi
kacang kedelai dengan beberapa variasi konsentrasi yaitu 20, 40, 60, 80 dan 100
ppm dan vitamin C sebagai kontrol positif dengan beberapa variasi konsentrasi
yaitu 10, 20, 30, 40 dan 50 ppm. Data dianalisis dengan menghitung nilai IC50
(inhibition concentration 50%).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga fraksi kacang kedelai memiliki
aktivitas sebagai antioksidan yang ditunjukkan melalui nilai IC₅₀ masing-masing
fraksi, yaitu fraksi air sebesar 355,30 ppm, fraksi etil asetat 211,38 ppm, dan
fraksi n-heksan 378 ppm. Terdapat perbedaan yang signifikan antara jenis fraksi
terhadap aktivitas antioksidan (p