Daun tanaman kopasanda dimanfaatkan oleh masyarakat di Nusa Tenggara
Timur untuk membantu mengobati luka bakar atau luka sayat. Daun tanaman
kopasanda (Chromolaena odorata L.) mengandung senyawa yaitu tanin, fenol,
alkaloid, flavonoid, saponin dan steroid. Tujuan dari penelitian ini untuk
mengetahui pengaruh fraksi air, etil asetat, dan n-Heksana dari ekstrak etanol
daun kopasanda terhadap penyembuhan luka dan untuk mengetahui fraksi yang
paling optimal dalam penyembuhan luka pada tikus hiperglikemik.
Penelitian ini dilakukan secara eksperimental. Metode ekstraksi yang
digunakan adalah maserasi dilanjut dengan remaserasi menggunakan pelarut
etanol 70%. Metode fraksinasi menggunakan pelarut polar (air), pelarut semi polar
(etil asetat) dan pelarut non polar (n-Heksana). Sebanyak 18 ekor tikus putih jantan
dibagi menjadi 6 kelompok yaitu kontrol normal, kontrol positif, kontrol negatif,
fraksi air, fraksi etil asetat dan fraksi n-Heksana. Pengukuran efek penyembuhan
luka dilihat melalui pengukuran penyusutan panjang luka tikus setelah perlakuan
selama 14 hari. Data hasil pengamatan dianalisis dengan menggunakan
perangkat lunak SPSS.
Hasil penelitian menunjukan kelompok tikus berada pada kondisi
hiperglikemik ditandai dengan peningkatan kadar gula darah >200 mg/dL pada hari
ke-3 setelah diinduksi aloksan dosis 175 mg/KgBB. Fraksi air dan etil asetat
memiliki aktivitas penyembuhan terhadap luka sayat pada tikus hiperglikemik.
Fraksi air yang paling optimal dalam penyembuhan luka sayat pada tikus
hiperglikemik dengan rata-rata penyusutan luka pada hari ke-14 adalah 0,83 cm
dimana nilai ini lebih besar dari rata-rata penyusutan luka pada kontrol positif. yaitu
0,63 cm
Kata kunci: Luka diabetes, Daun kopasanda, Fraksinasi