Keputihan merupakan cairan bening yang keluar dari organ reproduksi
disebabkan oleh jamur candida albicans. Salah satu tanaman yang dapat
digunakan sebagai antifungi adalah daun salam karena memiliki kandungan
senyawa flavonoid yang dapat digunakan sebagai obat jamur. Ekstrak etanol daun
salam memiliki kelarutan yang rendah sehingga diformulasikan menjadi sediaan
nanoemulsi, karena dapat meningkatkan kelarutan ekstrak etanol daun salam.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antifungi ekstrak etanol
daun salam dan sediaan nanoemulsi ekstrak etanol daun salam terhadap jamur
candida albicans, serta mengetahui karakteristik dari sediaan nanoemulsi ekstrak
etanol daun salam.
Metode penelitian yang dilakukan adalah eksperimental di laboratorium
dengan maserasi dan pelarut etanol 96%. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan
diagram terner, sediaan nanoemulsi, uji aktivitas antifungi dengan metode difusi
cakram, dan evaluasi sediaan nanoemulsi. Evaluasi sediaan yang dilakukan
meliputi uji organoleptis, uji pH, dan uji viskositas. Analisis data diameter zona
hambat menggunakan uji SPSS.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada ekstrak daun salam terdapat
aktivitas antifungi terhadap Candida albicans. Sediaan nanoemulsi ekstrak daun
salam Formula 1, 2, dan 3 memiliki warna hijau keruh dengan rata-rata pH yang
memenuhi rentang. Nilai transmitan sediaan nanoemulsi ekstrak Formula 1, 2, dan
3 rendah karena sediaan yang keruh dan kelarutan ekstrak daun salam sangat
rendah. Sediaan nanoemulsi ekstrak daun salam Formula 1, 2, dan 3 memiliki
aktivitas antifungi tehadap Candida albicans.
Kata Kunci: Keputihan, Daun Salam, Nanoemulsi