Penerapan standar layanan kefarmasian khususnya di apotek sebagai
bentuk komitmen melaksanakan aturan dari Menteri Kesehatan, tetapi juga
sebagai bentuk upaya untuk meningkatkan kualitas pasien/konsumen yang
datang. Semua bentuk pelayanan kefarmasian ini harus dilakukan dengan
maksimal sehingga dapat tercapai kepuasan konsumen dan minat beli dari
konsumen. Kualitas pelayanan mempunyai 5 dimensi yang perlu ditumbuhkan,
yaitu tangible (bukti fisik), reability (kehandalan), responsive (daya tanggap),
assurance (jaminan) dan empathy (empati). Jika kelima dimensi ini diberikan
layanan prima, maka dampak yang diberikan oleh konsumen adalah kepuasan, di
mana kepuasan akan menumbuhkan rasa percaya sehingga akan melakukan
pembelian berulang, loyal dan memberikan efek positif. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui pengaruh kualitas pelayanan kefarmasian pada keputusan pembelian
produk farmasi di Apotek Sari Mulya Bandar.
Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimetal dengan desain cross
sectional. Instrumen yang digunakan adalah lembar kuesioner dilakukan uji
validitas menggunakan Product Moment dan uji reliabilitas menggunakan Alfa
Cronbach. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling.
Analisis data dilakukan dengan metode regresi linier berganda yaitu uji F dan uji t.
Karakteristik pasien yang datang ke apotek membeli obat paling banyak
adalah perempuan (65,45%), tingkat pendidikan paling banyak SMA (29,09%),
level pekerjaan wiraswasta sebesar 41,82% dengan jumlah kunjungan ke apotek
paling banyak adalah 11-20 kali kunjungan dari orang yang sama. Berdasarkan
hasil analisis regresi linier diperoleh hubungan dan pengaruh positif dengan nilai
signifikansi (p)=0,000