Penelitian ini dilatarbelakangi oleh khasiat antioksidan pada
tanaman sirsak (Annona muricata L.), yang mengindikasikan potensi
serupa pada fungi endofitnya. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk
mengidentifikasi kandungan metabolit sekunder serta mengevaluasi
aktivitas antioksidan dari fraksi etil asetat fungi endofit yang diisolasi dari
daun sirsak tersebut.
Metodologi penelitian meliputi isolasi fungi endofit dari daun sirsak.
Selanjutnya, identifikasi metabolit sekunder (seperti flavonoid, alkaloid,
terpenoid, steroid, dan tanin) dilakukan secara kualitatif menggunakan
Kromatografi Lapis Tipis (KLT). Untuk mengukur aktivitas antioksidan,
digunakan metode DPPH yang dianalisis dengan spektrofotometri UV-Vis.
Data hasil uji kemudian dianalisis secara statistik menggunakan Uji KruskalWallis untuk mengetahui perbedaan signifikan antar kelompok.
Hasil KLT mengonfirmasi adanya alkaloid (Rf 0,07-0,62) dan
flavonoid (Rf 0,17) pada ekstrak, meskipun beberapa nilai Rf memerlukan
investigasi lebih lanjut. Pada uji antioksidan, semua sampel fungi (FEDSP,
Fungi Hitam, FEDSHJ) dan Vitamin C menunjukkan aktivitas signifikan
dengan penurunan absorbansi DPPH. Fungi Hitam (R²=0,9121) dan
FEDSHJ (R²=0,8986) menunjukkan korelasi konsentrasi-respons yang
sangat kuat, sementara FEDSP (R²=0,6975) juga baik. Uji Kruskal-Wallis
menunjukkan perbedaan signifikan pada nilai IC50 antar sampel fungi
(Asymp. Sig. = 0,018), dengan FEDSHJ memiliki efektivitas antioksidan
tertinggi (Mean Rank 8.00). Disimpulkan, ekstrak fungi endofit daun sirsak
berpotensi besar sebagai sumber antioksidan melalui kandungan alkaloid
dan flavonoidnya.
Kata Kunci: Fungi Endofit, Sirsak, Antioksidan, KLT, DPPH.