Rumah sakit merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang
berkualitas yang dapat mempengaruhi mutu rumah sakit. Pelayanan yang
sering dikeluhkan pasien di rumah sakit yaitu waktu tunggu. Lama waktu
tunggu pelayanan obat dapat mencerminkan kinerja tenaga farmasi dalam
pelayanan. Pengambilan obat dapat dilakukan dengan cara konvensional atau
menggunakan sarana pneumatic tube. Pneumatic Tube merupakan sistem
pengiriman otomatis yang mengangkut obat ke dan dari apotek. Peneliti ingin
menganalisis perbedaan waktu tunggu sebelum dan sesudah penggunaan
pneumatic tube dengan metode lean hospital. Lean hospital membantu staf
medis untuk melihat proses dan menganalisis dan memperbaiki kesalahan.
Metode lean hospital meninjau perbedaan sistem yang sudah ada dengan
penggunaan tools DMAIC guna meninjau efektivitas sistem yang sudah ada.
Penelitian ini dilakukan secara non eksperimental observasional
dengan pendekatan retrospektif. Sampel yang digunakan sebanyak 350 resep
pasien IGD. Data penelitian berupa data primer dan sekunder. Pengambilan
data diambil melalui SIM RSD K.R.M.T. Wongsonegoro dengan menggunakan
data penginputan e-prescribing, penginputan data pelayanan obat yang
dilakukan oleh farmasi, dan wawancara di lapangan. Analisis data pada
penelitian ini yaitu uji paired samples test dan uji N-Gain.
Pada penerapan lean hospital menggunakan DMAIC menghasilkan
waste dengan improve pneumatic tube maka dilakukan uji paired sample t-test
dan uji n-gain. Hasil analisis dengan uji paired samples test menunjukan
bahwa p-value = 0,00 < 0,05 maka terdapat perbedaan waktu tunggu
pelayanan obat sebelum dan sesudah penggunaan pneumatic tube. Dengan
tingkat efektivitas sedang 0,68 (0,30 ≤ ???? − ???????????????? ≤ 0,70) menunjukan terjadi
peningkatan penerapan lean hospital dengan rata-rata n-gain 0.68 dalam
meningkatkan waktu tunggu obat di IGD RSD K.R.M.T. Wongsonegoro
Semarang dengan metode lean hospital.