Salah satu masalah yang dapat memicu terjadinya kerusakan pada
rambut adalah kelembaban yang tinggi sehingga menyebabkan pertumbuhan
mikroorganisme meningkat seperti Staphylococcus aureus. Mikroorganisme
tersebut merupakan flora normal apabila dalam jumlah kecil, namun apabila
berkembang lebih dapat menyebabkan berbagai masalah. Salah satunya kulit
kepala menjadi berketombe. Salah satu bahan alam yang berkhasiat sebagai
antibakteri adalah Bunga Kenanga (Cananga odorata L.) sebagai sediaan gel
sampo.
Pengambilan minyak atsiri dilakukan menggunakan metode destilasi.
Minyak atsiri yang didapatkan dilakukan uji karakterisrtik. Setelah itu dilakukan
formulasi gel sampo dengan masing-masing konsentrasi minyak atsiri bunga
kenanga sebesar 15%, 20% dan 25%. Evaluasi yang dilakukan meliputi uji
organoleptis, uji homogenitas, uji pH, uji daya sebar, uji viskositas dan uji tinggi
busa. Data berupa hasil uji viskositas, uji daya sebar dan uji pH dilakukan
analisis data menggunakan SPSS uji ANOVA untuk mengetahui data terdistribusi
normal atau tidak.
Gel sampo minyak atsiri bunga kenanga dengan perbedaan konsentrasi
pada zat aktif (15%, 20%, 25%) dapat diformulasikan menjadi sediaan gel
sampo. Variasi konsentrasi minyak atsiri bunga kenanga berpengaruh terhadap
sifat fisik sediaan antara lain uji daya sebar, uji viskositas, dan uji tinggi busa.
Hasil yang didapatkan untuk uji daya sebar pada F0 5,6 cm, F1 5,8 cm, F2 6,1
cm, dan F3 6,3 cm. Pada uji viskositas didapatkan hasil F0 1967,67 dPas, F1
1733,33 dPas, F2 1500 dPas, dan F3 1333,33 dPas. Pada uji tinggi busa
didapatkan hasil F0 7,1 cm, F1 5,37 cm, F2 4,17 cm, dan F3 3cm. Penelitian ini
menyimpulkan perbedaan variasi konsentrasi minyak atsiri bunga kenanga
memberikan hasil yang signifikan terhadap uji evaluasi fisik sediaan gel sampo.