Demam tifoid merupakan infeksi akut pada usus halus dengan gejala demam
lebih dari satu minggu, mengakibatkan gangguan pencernaan dan dapat menurunkan
tingkat kesadaran. Pengobatan pada demam tifoid dapat dilakukan dengan terapi
terapi farmakologi yaitu dengan penggunaan obat antibiotik. Di Jawa Tengah
khususnya di kota Semarang, terdapat beberapa kasus demam tifoid yang belum
sepenuhnya memenuhi kerasionalan penggunaan antibiotik. Contohnya penggunaan
antibiotik pada Rumah Sakit Tipe A dan B di Semarang hampir bisa dikatakan rasional,
maka belum tentu juga di Rumah Sakit Tipe C di Semarang sudah bisa dikatakan
rasional. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan antibiotik pada
pasien demam tifoid di instalasi rawat inap Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah
Semarang Periode 2023.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif yang dianalisa dengan
metode gyssens. Penelitian ini dilakukan secara restropektif yang mengambil catatan
dari rekam medis pada pasien yang terdiagnosa demam tifoid di Rumah Sakit
Roemani Muhammadiyah Semarang pada periode 2023.
Evaluasi penggunaan antibiotik pada pasien demam tifoid di instalasi rawat
inap Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang periode 2023 didapatkan hasil
62% rasional dan 38% tidak rasional yang meliputi kategori IVC 6%, kategori IIIA 1%,
IIIB 28% dan kategori IIA 3%.
Kata kunci : Demam Tifoid, Rasionalitas, Antibiotik, RS