Limbah makanan adalah limbah yang terbuang pada tahap konsumsi di
akhir rantai pasokan makanan. Salah satu limbah yang dapat dimanfaatkan
sebagai obat tradisional adalah kulit nanas. Kulit nanas mengandung senyawa
metabolit sekunder diantaranya flavonoid, alkaloid, saponin, dan tannin.
Flavonoid merupakan senyawa yang berkahasiat sebagai antioksidan. Penelitian
ini bertujuan untuk membandingkan kadar flavonoid total ekstrak kulit nanas
dengan menggunakan 2 metode pengeringan.
Metode pengeringan yang digunakan adalah pengeringan sinar matahari
dan oven 500C. kulit nanas diekstraksi menggunakan pelarut etanol 96% dengan
metode sokletasi. Identifikasi senyawa metabolit sekunder yang ada di dalam
ekstrak etanol kulit nanas menggunakan uji reaksi warna dan KLT. Pengujian
kadar total flavonoid dilakukan dengan metode kolorimetri menggunakan reagen
AICI3 secara spektrofotometri UV-Vis pada panjang gelomang 439 nm. Baku
standar yang digunakan adalah kuersetin.
Data yang diperoleh menunjukan bahwa rendemen kulit nanas (Ananas
comosus (L.) Merr) metode perbandingan pengeringan sinar matahari dan oven
sebesar 5,60 % b/b dan 5,75 % b/b. sedangkan pada hasil uji KLT didapat nilai
Rf 0,85; 0,80; dan 0,91. Hasil dari kadar flavonoid total pada metode
perbandingan pengeringan sinar matahari dan oven sebesar 35,44±0,55
mgQE/gram dan 25,4±0,98 mgQE/gram. Analisis statistik menggunakan Uji
Independent sample T-test menghasilkan ada perbedaan signifikan antara data
kadar flavonoid total untuk ekstrak kulit nanas menggunakan metode
pengeringan sinar matahari dan oven.