Bayam merupakan sayuran yang kaya akan zat gizi salah satunya zat
besi (Fe) sebanyak 8,3mg/100g. Zat besi berguna untuk mencegah anemia.
Masyarakat Indonesia mengkonsumsi dan membudidayakan berbagai jenis
bayam yaitu bayam cabut hijau, bayam kakap, bayam itik, bayam merah, dan
bayam batik, sehingga hal ini memungkinkan adanya perbedaan kadar zat besi
pada kelima jenis bayam tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
adanya perbedaan kadar besi (Fe) pada kelima jenis daun bayam di Kota
Semarang dengan menggunakan metode AAS (Atomic Absorption
Spectrophotometry).
Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi
Nusaputera Semarang, di Laboratorium Biologi Universitas Negri Semarang, dan
di Laboratorium kimia Universitas Negeri Semarang dengan waktu penelitian
pada bulan Februari-Maret 2024 dengan menganalisis uji kualitatif kadar besi
(Fe) menggunakan reaksi warna Na2S, NaOH, NH4CNS, dan CH3COONa yang
dipanaskan. Analisis kuantitatif kadar besi (Fe) menggunakan metode AAS
(Atomic Absorption Spectrophotometry).
Hasil penelitian menggunakan metode AAS (Atomic Absorption
Spectrophotometry) menunjukkan bahwa kandungan kadar besi (Fe) pada
bayam cabut hijau yaitu 0,0272%, pada bayam kakap yaitu 0,0081%, pada
bayam itik yaitu 0,0206%, pada bayam merah yaitu 0,0282% dan pada bayam
batik yaitu 0,02827%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bayam batik dan
bayam merah menghasilkan kadar besi (Fe) yang paling tinggi dibandingkan
bayam cabut hijau, bayam kakap, bayam itik.