Infeksi Saluran Kemih (ISK) merupakan suatu keadaan terdapat kuman
atau mikroba tumbuh dan berkembang biak dalam saluran kemih dalam jumlah
bermakna. Di Indonesia, ISK merupakan penyakit yang relatif sering terjadi pada
semua usia mulai dari bayi sampai orangtua. Organisme lain yang dapat
menyebabkan ISK mungkin terdapat pada orang dewasa yang lebih tua yang
menggunakan kateter urin atau tinggal di rumah sakit atau fasilitas perawatan.
ISK paling sering terjadi pada lansia yang tinggal di fasilitas perawatan jangka
panjang seperti panti jompo. Pengobatan menggunakan antibiotik merupakan
terapi utama ISK, tetapi penggunaan antibiotik yang terlalu tinggi akan
meningkatkan resiko penggunaan antibiotik yang tidak rasional. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui kerasionalan penggunaan antibiotik pada pasien
lansia penderita ISK dengan metode gyssens dan gambaran pengobatan
antibiotik ISK pada pasien lansia di RS Roemani Muhammadiyah Semarang.
Kerasionalan penggunaan antibiotik diuji dengan metode gyssens.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dan data diambil
secara retrospektif. Populasi penelitian ini adalah pasien lansia ISK yang
mendapatkan antibiotik di RS Roemani Muhamadiyah Semarang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan antibiotik untuk
pasien lansia rawat inap dengan infeksi saluran kemih di RS Roemani
Muhammadiyah Semarang periode Juli-Desember 2023 dengan metode gyssens
terdapat peresepan antibiotik yang termasuk dalam kategori IV A (49,47%),
kategori IV C (1,05%), kategori III B (30,53%), kategori II A (3,16%), kategori 0
(15,79%) dan tidak satupun pemberian antibiotik yang masuk kategori IV, V, IV
B, III A, II B, II C, dan kategori I.