Garam dapur merupakan sumber elektrolit yang dibutuhkan manusia.
Semua garam yang beredar di Indonesia harus mengandung iodium. Iodium
dalam bentuk KIO3 pada garam merupakan mineral yang dibutuhkan tubuh
dengan jumlah relatif kecil, namun berperan penting untuk pembentukan hormon
tiroksin. Di Indonesia ada beberapa garam dapur yang diketahui belum memenuhi
Standar Nasional Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar
kalium iodat (KIO₃) dalam garam dapur yang beredar di wilayah Semarang dengan
metode spektrofotometri UV-Vis.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 5 merk garam dapur
yang beredar di wilayah Semarang. Dari 5 sampel tersebut dilakukan 3 replikasi
dari masing-masing merk. Teknik sampling yang digunakan purposive sampling
yaitu dengan mengambil sampel berdasarkan karakteristik garam dapur yang
mengandung iodium saja. Sampel diteliti secara kualitatif dengan menggunakan
uji warna kation kalium dan anion iodat. Kemudian dilakukan uji kuantitatif
penetapan kadar kalium iodat menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis.
Hasil pengujian warna pada uji kation kalium menunjukkan positif karena
terbentuk kristal putih melayang, sedangkan uji anion iodat menunjukkan hasil
positif karena terjadi perubahan warna menjadi biru. Hasil analisis yang dilakukan
dengan menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis menunjukkan 4 sampel
memenuhi persyaratan yaitu sampel A (30,58 ppm), sampel B (36,33 ppm),
sampel C (33,08 ppm), dan sampel E (33,5 ppm), sedangan pada sampel D tidak
memenuhi persyaratan SNI karena diperoleh kadar 21,83 ppm.